Makna Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka ~ Gagasan pertama mengenai Pancasila sebagai ideologi terbuka secara prulal ditampilkan sekitar tahun 1985, walaupun semangatnya sendiri sesungguhnya dapat ditelusuri dari pembahasan dari pendiri negara pada tahun 1945, memahami pancasila sebagai ideologi terbuka didorong oleh tantangan zaman. Sejarah menunjukkan bahwa betapapun kokohnya suatu ideologi bila tidak memiliki dimensi fleksibiltas atau keterbukaan, akan mengalami kesulitan bahwa mungkin kehancuran dalam menggapai tantangan zaman (contoh: runtuhnya komunisme di Unisoviet).
Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah nilai-nilai dasarnya bersifat tetap, namun dapat dijabarkan secara dinamis dan kreatif sesuai dengan kebutuhan perkembangan masyarakat Indonesia. Nilai yang berubah adalah nilai instrumental dan nilai praksis. Tatanan menyamai nilai sendiri mempunyai tiga tingkatan sebagai berikut:
Nilai Dasar
Nilai Dasar adalah asas-asas yang kita terima sebagai dalil dan bersifat mutlak. Kita menerima nilai dasar itu sebagai sesuatu yang benar tidak perlu dipertanyakan lagi. Nilai dasar itu adalah sebagai berikut: nilai ketentuan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan.
Nilai Instrumental
Nilai instrumental adalah pelaksanaan umum dari nilai dasar. Umumnya berbentuk norma sosial dan norma hukum yang terealisasi dalam peraturan dan mekanisme lembaga-lembaga negara.
Nilai Praksis
Nilai praksis adalah nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan. Nilai praktis sesungguhnya menjadi batu ujian apakah nilai dasar atau nilai instrumental itu benar-benar hidup dalam negara Indonesia.
Menurut pandangan DR. Alfian, pancasila memenuh syarat sebagai ideologi terbuka dan dinamis sebab nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila mengandung tiga dimensi, ketiga dimensi itu adala sebagai berikut:
Dimensi Politis
Bahwa nilai-nilai dalam suatu ideologi bersumber dari nilai-nilai riel yang hidup dalam masyarakat yang tertanam dan berakar dalam masyarakat, terutama pada waktu ideologi itu lahir, dengan demikian, mereka betul-betul merasakan dan menghayati bahwa nilai-nilai dasar itu adalah milik mereka bersama.
Dimensi Idealisme
Bahwa nilai-nilai dasar ideologi tersebut mengandung idealisme, bukan angan-angan (utopia), yang memberikan harapan tentang masa depan yang lebih baik melalui perwujudan atau pengalamannya dalam praktek kehidupan bersama sehari-hari dengan berbagai dimensinya. Ideologi yang tangguh biasanya muncul dari pertautan erat, yang saling mengisi dan saling memperkuat antar dimensi realitas dan dimensi idealisme yang terkandung di dalamnya.
Dimensi Fleksibilitas (Pembangunan)
Bahwa ideologi tersebut memiliki kekuasaan yang mementingkan dan bahkan merangsang pengembangan pemikiran-pemikiran baru yang relevan tentang dirinya, tanpa menghilangkan jati diri yang dikandung dalam nilai-nilai dassarnya. Dimensi fleksibilitas sangat diperlukan oleh suatu ideologi guna memelihara dan memperkuat reputasinya dari masa ke masa.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan gagasan pancasila sebagai ideologi terbuka, yaitu:
- Ideologi pancasila harus mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi zaman yang telah mengalami perubahan. Akan tetapi bukan berarti dengan nilai dasar lain atau meniadakan jati diri bangsa Indonesia.
- Pancasila sebagai ideologi terbuka mengandung makna bahwa nilai-nilai dasar pancasila dapat dikembangkan sesuai dengan dinamika kehidupan bangsa Indonesia dalam tuntutan perkembangan zaman secara kreatif, dengan memperhatikan tingkat kebutuhan dan perkembangan masyarakat Indonesia sendiri.
- Sebagai ideologi terbuka, pancasila harus mampu memberikan orientasi ke depan, dan akan dihadapnya, terutama menghadapi globalisasi dan keterbukaan.
- Ideologi pancasila menghendaki agar bangsa Indonesia dalam wadah dan ikatan negara kesatuan Republik Indonesia.
Referensi Saya : Berbagai Sumber
loading...