Fakta Inspiratif ~ Pada tanggal 8 Desember 1941, Jepang (Nippon) menyerang pangkalan armada Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawaii. Sejak saat itu, berkobarlah Perang Asia Pasifik yang merupakan bagian dari Perang Dunia II. Dengan gerak cepat, Jepang melanjutkan serangannya ke daratan Asia termasuk ke Hindia Belanda (Indonesia). Secara berurutan Jepang mulai menguasai Hindia Belanda yang diawali dengan penaklukan Tarakan, Kalimantan Timur (11 Januari 1942), Balikpapan (24 Januari 1942), Pontianak (29 Januari 1942), Samarinda (3 Februari 1942), dan Banjarmasin (10 Februari 1942). Setelah berhasil menguasai wilayah luar Jawa, Jepang kemudian memusatkan serangannya ke Pulau Jawa. Pada tanggal 1 Maret 1942 Jepang berhasil mendarat di tiga tempat sekaligus, yaitu di Teluk Banten (Banten), di Eretan Wetan (Cirebon, Jawa Barat), dan di Kragan (Jawa Tengah).
Setelah menguasai wilayah tersebut, Belanda pada tanggal 5 Maret 1942 mengumumkan Batavia (Jakarta) sebagai kota terbuka. Artinya, Batavia tidak akan dipertahankan oleh pihak Belanda. Serbuan tentara Jepang ke Indonesia yang demikian besar membuat tentara Belanda tidak mampu bertahan. Akhirnya, pada tanggal 8 Maret 1942 Belanda menyerah tanpa syarat terhadap Jepang di Kalijati, Subang (Jawa Barat). Sejak saat itu Indonesia dikuasai oleh tentara Jepang.
Pada awalnya, Jepang bersikap baik dan amah kepada rakyat Indonesia. Para pemimpin pergerakan yang ditawan Belanda, seperti Bung Karno, Hatta, dan Syahrir dibebaskan. Di mana-mana Jepang mengatakan, Indonesia-Nippon bersama-sama. Bendera Merah Putih dan lagu Indonesia Raya boleh dikibarkan dan dinyanyikan asalkan berdampingan dengan bendera Jepang Hinomaru dan lagu kebangsaan Jepang Kimigayo juga diperdengarkan. Jepang datang ke Indonesia dengan janji muluk-muluk. Mereka mengatakan bahwa Jepang tidak akan menjajah bangsa Indonesia.
Jepang memerlukan dukungan dan kepercayaan bangsa Indonesia dalam perang melawan sekutu. Untuk itu, Jepang membentuk organisasi Gerakan Tiga A pada bulan April 1942. Organisasi Gerakan Tiga A mempunyai semboyan Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, dan Nippon Pemimpin Asia. Jepang pada awalnya akan membebaskan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Sikap Jepang yang manis dan ramah itu ternyata hanya sekejap.
Setelah itu, sikap dan tindakan Jepang mulai keras, kejam, dan semena-mena. Jepang juga menguras habis sumber daya alam dan tenaga rakyat Indonesia untuk mendukung kepentingan perang di kawasan pasifik. Akibatnya, rakyat mengalami penderitaan yang lebih berat dari pada zaman penjajahan Belanda. Pendudukan Jepang di Indonesia telah menimbulkan berbagai dampak, antara lain sebagai berikut :
Bidang Politik
Sejak kedatangannya di Indonesia, Jepang telah mengeluarkan undang-undang yang berisi larangan untuk berkumpul dan berserikat. Dengan menggunakan undang-undang tersebut, Jepang membubarkan organisasi-organisasi pergerakan nasional yang didirikan oleh kaum pribumi. Jepang melakukan pengekangan aktivitas semua kaum nasionalis, kecuali golongan nasionalis Islam. Golongan ni memperoleh kelonggaran karena dinilai paling anti barat. Jepang menduga golongan Islam ini akan mudah dirangkul. Sampai bulan November 1943, Jepang masih memperkenankan berdirinya Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) yang dibentuk pada zaman Pemerintah Hindia Belanda. Akan tetapi, setelah MIAI mengalami perkembangan pesat, para tokohnya mulai diawasi secara ketat oleh Jepang.
Bidang Ekonomi
Pendudukan Jepang membawa dampak yang sangat buruk dalam kehidupan ekonomi rakyat Indonesia. Ketika Jepang menduduki Indonesia, factor produksi vital telah hancur dan sebagian besar kehidupan ekonomi lumpuh. Pemerintah pendudukan Jepang mulai mengeluarkan peraturan untuk menjalankan ekonomi. Pengawasan terhadap penggunaan dan peredaran sisa-sisa persediaan barang diperketat. Untuk mencegah kenaikan harga barang, pemerintah pendudukan Jepang mengeluarkan peraturan pengendalian harga. Pelanggar peraturan itu dijatuhi hukuman berat. Semua harta benda dan perusahaan vital seperti pertambangan, listrik, telekomunikasi, dan transportasi langsung dikuasai pemerintah pendudukan Jepang.
Bidang Sosial
Dalam rangka memenuhi kebutuhan segala bidang, pemerintah Jepang mengambil langkah-langkah untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat Indonesia. Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan sosial. Golongan yang mendapat perhatian Jepang dan sekaligus mengangkat status mereka di mata masyarakat ialah golongan nasionalis sekuler, nasionalis Islam, dan golongan pemuda. Para pemuda diberi keleluasaan memperoleh pendidikan dan dilatih dalam bidang kemiliteran baik militer penuh maupun semimiliter. Untuk itu, pemerintah pendudukan Jepang membentuk berbagai macam organisasi semimiliter (Seinendan, Fujinkai, Keibodan, Seisyintai) dan organisasi militer penuh (Heiho dan Peta).
Bidang Pendidikan dan Kebudayaan
Pada masa pendudukan Jepang, bidang pendidikan dan kebudayaan diperhatikan. Jepang menjadikan sekolah-sekolah dan perguruan-perguruan sebagai tempat indoktrinasi. Menurut Jepang melalui pendidikan akan terbentuk kader-kader yang memelopori dan melaksanakan konsepsi kemakmuran bersama Asia Timur Raya. Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar digunakan di semua sekolah dan dianggap sebagai mata pelajaran utama. Bahasa Jepang diberikan sebagai bahasa wajib. Jepang juga mengadakan perubahan-perubahan dalam tata kehidupan rakyat. Gaya hidup yang feodalistis mulai dihapuskan dan kader-kader muda untuk tugas besar dan kuat dibentuk.
Bidang Birokrasi
Setelah berhasil menguasai wilayah Indonesia, Jepang segera membagi wilayah Indonesia menjadi tiga pemerintahan militer pendudukan.
- Wilayah I, meliputi Jawa dan Madura, diperintah oleh angkatan darat Jepang yang berpusat di Jakarta (Tentara Keenam Belas).
- Wilayah II, meliputi Sumatera seluruhnya, diperintah oleh angkatan darat Jepang yang berpusat di Bukittinggi (Tentara Kedua Puluh Lima).
- Wilayah III, meliputi Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku, diperintah oleh angkatan laut Jepang yang berpusat di Makassar (Armada Selatan Kedua).
Pemerintahan pada setiap wilayah dipimpin oleh kepala staf armada dengan gelar gunseikan (kepala pemerintahan militer) dan kantornya disebut Gunseikanbu. Usaha membentuk pemerintahan sipil banyak terpaksa merekrut pegawai dari rakyat Indonesia.
Bidang Militer
Situasi Perang Asia Pasifik pada awal tahun 1943 mulai berubah. Pukulan sekutu di daerah pasifik mulai dirasakan Jepang. Ekspansi tentara Jepang berhasil dihentikan sekutu. Jepang beralih ke sikap bertahan. Karena sudah kehabisan sumber daya manusia, Jepang menyadari bahwa mereka memerlukan dukungan dari penduduk setiap daerah yang dikuasainya. Pemerintah militer Jepang mulai memikirkan pengerahan pemuda-pemuda Indonesia guna membantu usaha perang melawan Sekutu. Jepang makin intensif mendidik dan melatih pemuda-pemuda Indonesia di bidang militer. Jepang membentuk kesatuan-kesatuan pertahanan sebagai tempat penggemblengan pemuda-pemuda Indonesia. Beberapa kesatuan pertahanan yang telah dibentuk oleh Jepang adalah Barisan Pemuda (Seinendan), Barisan Pembantu Polisi (Keibodan), Pembantu Prajurit Jepang (Heiho), Barisan Wanita (Fujinkai), dan Pembela Tanah Air (PETA) atau Kyodo Boei Giyugun.
Sumber : Erlangga
loading...