Fakta Inspiratif ~ Gagasan untuk membina kerja sama di antara partai-partai politik dalam bentuk federasi timbul kembali pada tahun 1939. Menurut Muhammad Husni Thamrin (pendiri federasi itu) pembentukan federasi pada mulanya dianjurkan oleh Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII) pada bulan April 1938 dengan pembentukan Badan Perantara Partai-Partai Politik Indonesia (Bapeppi).
Oleh karena pembentukannya kurang lancar, Parindra lalu berinisiatif untuk membentuk kembali Konsentrasi Nasional. Alasan yang mendorong dan mempercepat terbentuknya federasi tersebut adalah sebagai berikut :
- Kegagalan Petisi Sutarjo.
- Sikap pemerintah Kolonial yang kurang memerhatikan kepentingan-kepentingan bangsa Indonesia.
- Semakin gawatnya situasi internasional sebagai akibat meningkatnya pengaruh fasisme.
Parindra berpendapat bahwa perjuangan Konsentrasi Nasional harus mencakup dua saran. Pertama, menyadarkan dan menggerakkan rakyat untuk memperoleh suatu pemerintahan tersendiri. Kedua, mendorong pemerintah Belanda untuk menyadari cita-cita bangsa Indonesia untuk kemudian mengadakan perubahan-perubahan dalam pemerintahan di Indonesia.
Selanjutnya, Parindra mengadakan pendekatan terhadap partai dan organisasi lainnya. Pendekatan dilakukan terhadap PSII, Gerindo, PII, Pasundan, Persatuan Minahasa, dan Partai Katolik untuk membicarakan masa depan Indonesia. Akhirnya, pada tanggal 21 Mei 1939 berhasil didirikan suatu organisasi yang merupakan kerja sama partai politik dan organisasi di Jakarta. Organisasi itu diberi nama Gabungan Politik Indonesia (GAPI).
Meskipun GAPI sudah terbentuk, masing-masing partai tetap bebas menjalankan program kerjanya masing-masing. Apabila terjadi perselisihan di antara partai-partai, GAPI bertindak sebagai penengah. Tokoh-tokoh pergerakan yang ikut memimpin GAPI adalah Muhammad Husni Thamrin (Parindra), Mr. Amir Syarifudin (Gerindo), dan Abikusno Cokro Suyoso (PSII).
Di dalam anggaran dasar diterangkan bahwa GAPI berdasarkan kepada :
- Hak untuk menentukan diri sendiri.
- Persatuan aksi seluruh pergerakan Indonesia.
- Kesatuan Nasional dari seluruh bangsa Indonesia berdasarkan kerakyatan dalam paham politik, ekonomi, dan sosial.
GAPI menuntut pemerintahan Belanda agar di Indonesia dibentuk Parlemen (DPR) yang sebenarnya, bukan parlemen seperti Volksraad yang sudah ada sejak tahun 1918. Untuk menyokong aksinya, GAPI mmebentuk Kongres Rakyat Indonesia (KRI). Kongres Rakyat Indonesia dilaksanakan pada tanggal 25 Desember 1939 di Jakarta. Selain dihadiri oleh anggota-anggota GAPI, kongres ini juga dihadiri oleh organisas-organisasi diluar GAPI. Adapun tujuan diadakannya Kongres Rakyat Indonesia adalah Indonesia Raya, bertemakan kesejahteraan rakyat Indonesia dan kesempurnaan cita-cita. Sasaran pertama yang hendakd dicapai adalah Indonesia berparlemen penuh. Kongres berhasil menyepakati berbagai keputusan antara lain, sebagai berikut.
- Adanya kesepakatan untuk melancarkan tuntutan Indonesia untuk memiliki parlemen secara penuh.
- Ditetapkannya bendera Merah Putih sebagai bendera persatuan Indonesia, lagu Indonesia Raya sebagai lagu persatuan, serta peningkatan pemakaian bahasa Indonesia bagi rakyat Indonesia dan ditetapkan sebagai bahasa Persatuan.
Tuntutan yang dilancarkan oleh GAPI kepada pemerintah Hindia Belanda sangat gigih baik di luar maupun di dalam Volksraad. Dalam menanggapi tuntutan GAPI, pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 14 September 1940 membentuk suatu komisi yang bertugas menyelidiki dan mempelajari perubahan-perubahan ketatanegaraan. Komisi tersebut dikenal dengan nama Komisi Visman tidak mendapat sambutan yang baik dari anggota-anggota Volksraad. GAPI secara terang-terangan menyatakan tidak setuju. Ketidaksetujuan kalangan pergerakan umumnya didasarkan pada pengalaman akan komisi yang sejenis pada tahun 1918. Komisi semacam ini tidak menghasilkan apa-apa bagi perbaikan nasib bangsa Indonesia.
Untuk memperjelas tuntutan, GAPI membentuk suatu panitia yang bertugas menyusun bentuk dan susunan ketatanegaraan Indonesia. Hasil panitia disampaikan dalam pertemuan antara wakil-wakil GAPI dan komisi Visman pada tanggal 14 Februari 1941. Pertemuan tersebut ternyata tidak menghasilkan hal-hal yang baru menuju perubahan ketatanegaraan Indonesia. Dengan demikian, perjuangan GAPI gagal dalam menyampaikan tuntutan-tuntutannya terhadap pemeintah colonial Belanda. Namun demikian, perjuangan GAPI bukanlah hal kecil artinya dalam pergerakan nasional. Keberhasilan GAPI antara lain sebagai berikut :
- Berhasil menyatukan organisasi-organisasi pergerakan dalam satu wadah perjuangan.
- Berhasil memperkuat rasa kebangsaan sebagai modal pokok untuk mewujudkan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia.
Bersumber dari Erlangga
loading...