Fakta Inspiratif ~ Raja pertama Singhasari ialah Ken Arok yang bergelar Sri Ranggah Rajasa sang Amurwabhumi. Ken Arok pendiri dinasti Rajasa. Ken Arok berasal dari rakyat biasa yang telah membunuh Akuwu Tunggul Ametung, akuwu di Tumapel, dan merampas kekuasaannya. Ia juga memperistri janda Tunggul Ametung yang bernama ken Dedes, yang saat itu tengah mengandung. Perkawainan ken Arok dengan Ken Dedes melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Mahesa Wonga Teleng. Perkawinan Ken Arok dengan istri lain yang bernama Ken Umang yang melahirkan seorang putra yang bernama Tohjaya.
|
Sumber Gambar : ilhamnugrohosp.blogspot.com |
Selama beberapa tahun, Singhasari tidak pernah tentram, beberapa kali terjadi pembunuhan raja karena balas dendam. Pada tahun 1227 Masehi, Ken Arok dibunuh oleh Anusapati, putra Tunggul Ametung. Ken Arok dicandikan di Kagenengan. Anussapati menggatikan Ken Arok menjadi raja Singhasari. Pada tahun 1248 , setelah lebih kurang dua puluh tahun memerintah. Anusapati dibunuh oleh Tohjaya. Anusapati dimuliakan di candi Kidal, dekat kota Malang Jawa Timur.
Tohjaya hanya beberapa bulan memerintah. Ranggawuni, putra dari Anusapati, bekerja sama dengan putra Mahisa Wonga Teleng bernama mahisa Campaka, berhasil mengusir Tohjaya.
Ranggawuni naik tahta Singhasari, bergelar Sri Jaya Wisnuwardhana. Mahisa Campaka menjadi Ratu Angabaya, yang bergelar Sri Jaya Wisnurasimhamurti. Pemerintahan Ranggawuni dan Mahisa campaka yang adil dan bijaksana diibaratkan seperti pemerintahan dewa Wisnu dan Dewa Indra. Sri Jaya Wisnuwardhana wafat pada tahun 1268 masehi, dan dicandikan di dua tempat, yakni di Waleri dan di Jajaghu. Candi di Jajaghu kini dikenal dengan nama candi Jago.
Ranggawuni diganti oleh putranya yang bernama Kertanegara, Kertanegara adalah raja terbesar Singhasasri. Raja inilah yang mula-mula mencetuskan gagasan persatuan Nusantara. Dalam usaha mewujudkan gagasan itu, ia mengganti pejabat kerajaan yang tidak menyetujui gagasannya. Majapahit Kebo Arema yang juga bernama Raganatha diganti oleh Kebo Tengah yang juga disebut Aragani. Raganatha dijadikan Adyaksa di Tumapel. Banyak Wide dijauhkan dari lingkungan kerajaan dan diangkat menjadi bupati di Sungenep, Maduru, dengan gelar Arya Wiraraja.
Pada tahun 1275, Kertanagara memulai perluasan kekuasaan ke barat. Ia mengirimkan pasukannya ke Melayu yang kemudian dikenal sebagai Pamalayu. Tujuannya menguasai Selat malaka dan mengepung Sriwijaya. Pasukan Kertanagara berhasil menguasai Malayu dan Pahang di Semenanjung Malayu.
Kearah timur, Kertanagara mengirim pasukannya ke Bali, setelah menaklukakan Bali dan sekitarnya, pasukan Kertanagara bergerak ke Maluku. Daerah Gurun di Maluku dikuasai pasukan Kertanagara. Bahulapura di Kalimantan barat daya juga ditaklukkan.
Pada saat Kertanagara memerintah Singhasari, daratan Cina di perintah dinasti Mongol dengan kaisarnya kubilai Khan. Dinasti Mongol dikenal senang berperang dan meluaskan tanah jajahan ke seluruh penjuru. Pada waktu itu perhatian Kubilai Khan tertuju ke Indo Cina dan Indonesia. Kubalai Khan menuntut raja-raja di daerah selatan agar mengakuinya sebagai raja. Kertanagara menolak keras tuntutan Kubalai Khan. Beberapa kali utusan Kubalai Khan datang ke Singhasari. Utusan itu mendesak Kertanagara supaya tunduk di bawah pimpinan Kubalai Khan. Desakan itu menjengkelkan Kertanagara. Pimpinan utusan Cina yang datang pada tahun 1289 Masehi, bernama Meng Ki , yang dilukai wajahnya dan diusir dari Singhasari. Kaisar Kubalai Khan sangat marah terhadap Kertanagara. Ia menyiapkan pasukan yang kuat untuk menghukum raja Singhasari.
Sementara itu, di Jawa terjadi perubahan kekuasaan. Kerajaan Kediri diam-diam merencanakan serangan atas Singhasari. Kerajaaan kediri yang menjadi bawahan Kerajaan Singhasari , diperintah oleh Jayakatwang, Jayakatwang adalah keturunan raja Kertajaya yang pada tahun 1222 dikalahkan oleh Ken Arok, pendiri Kerajaan Singhasari. Jayakatwang bernafsu untuk menghancurkan Singhasari agar dapat memulihkan kembali kejayaan Kediri seperti pada masa nenek moyangnya. Keinginan Jayakatwang menghancurkan Singhasasri tidak pernah mengendur, sekalipun anaknya yang bernama Ardaraja telah menjadi menantu Kertanagara.
Atas nasihat Arya Wiraraja, bupati Sungenep (Sumenep sekarang), Jayakatwang mengerahkan pasukkannya untuk mengepung Singhasari. Waktu itu pasukan Singhasari yang tinggal di ibu kota tidak begitu banyak karena sebagain besar pasukan sedang berlayar dalam rangka Pamalayu. Pada tahun 1292 Jyakatwang menyerang Singhasari dari dua arah, yaitu dari selatan dan dari Utara . Pasaukan yang dikirim dari utara tidak begitru kuat. Jayakatwang diam-diam menyiapkan induk pasukannya di selatan. Kertanagara tertipu, ia mengerahkan seluruh pasukannya yang dipimpin dua orang menantunya, yakni Raden Ardaraja dan raden Wijaya, justru ke utara . Ibu kota Kerajaan Singhasari kosong, waktu itu Kertanagara sedang mengadakan upacara Budha Tantrayana, yakni salah satu sekte agama Budha, dengan minum tuak sebanyak-banyaknya. Akhirnya Kertanagara dan para menterinya ditumpas habis oleh Jayakatwang.
Setelah mendengar ibu kota Singhasari jatuh dan Raden Ardaraja berbalik membantu pasukan Kadiri, Raden Wijaya yang sedang mengejar pasukan Kadiri segera menyingkir. Dengan bantuan Lurah Kudadu, Raden Wijaya berhasil menyingkir ke Sungenep. Arya Wiraraja, bupati Sungenep, menasihati Raden Wijaya agar untuk sementara mengabdi pada Jayakatwang. Atas jaminan Arya Wiraraja, Raden Wijaya mendapat kepercayaan dari Jayakatwang dan mendapat tanah kedudukan di hutan Tarik. Atas bantuan orang-orang Sungenep. Raden Wijaya berhasil membuka tanah hutan Tarik dan menjadikannya daerah yang sangat subur dan makmur, daerah itu diberi nama Majapahit.
Sumber : Sejarah Nasional Indonesia
loading...