Fakta Inspiratif ~ Daerah Majapahit berkembang pesat. Sementara itu, pasukan Cina yang dikirim oleh Kubilai Khan untuk menghukum Kertanagara mendarat di Bandar Tuban. Pasukan Cina itu berkekuatan 20.000 orang prajurit.
Raden Wijaya memperdaya pasukan Cina untuk menggempur Kadiri. Pasukan Raden Wijaya bergabung dengan pasukan Cina menggempur Kadiri dari berbagai jurusan. Serangan gabungan itu sangat dahsyat dan tidak dapat ditahan lagi oleh pasukan Jayakatwang. Kadiri jauh, akhirnya Jayakatwang menyerah. Pada saat pasukan Kubilai Khan hendak kembali ke Bandar Tuban, mendadak pasukan Raden Wijaya menyerangnya. Pasukan Cina kocar-kacir, banyak yang menjadi korban, sisanya segera naik ke kapal akhirnya kembali ke Cina.
|
Sumber Gambar : slideshare.net |
Tidak lama kemudian pasukan Pamalayu tiba di Majapahit. Pasukan Pamalayu segera mengabungkan diri dengan pasukan Raden Wijaya. Raden Wijaya memaklumkan dirinya menjadi raja pertama majapahit dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana. Kertarajasa Jayawardhana memerintah dengan adil dan bijaksana. Dibawah pemerintahannya Majapahit aman dan tentram.
Kertarajasa wafat pada tahun 1309 Masehi dan digantikan oleh puteranya, Jayanagara. Jayanagara banyak menghadapi pemberontakan. Pemberontakan pertama adalah pemberontakan Ranggalawe dari Tuban yang dapat digagalkan. Beberapa tahun kemudian Sora memberontak. Pasukan Sora dapat pula ditumpas. Menyusul kemudian pemberontakjan yang dipimpin oleh Nambi, putra bupati Sungenep, Arya Wiraraja. Pertahanan Nambi di Lumajang dapat digempur dan Nambi serta kelurganya ditumpas.
Pemberontakan paling berbahaya adalah pemeberontakan yang dipimpin oleh Kuti pada tahun 1319 Masehi, Ibu kota Majapahit di duduki oleh kaum pemberontak. Raja Jayanagara terpaksa melarikan diri. Dalam pelariannya, Jayanagara mendapat perlindungan dan pengawalan yang terdiri dari lima belas pengawal raja atau bhayangkari, yang dipimpin oleh Gajah Mada. Setelah berhasil menyembunyikan raja Jayanagara, Gajah Mada kembali ke ibu kota Majapahit. Dengan berbagai cara Gajah Mada mengetahui dengan pasti rakyat ibu kota masih tetap setia mendukung pemerintahan Raja Jayanagara. Gajah Mada segera mengajak pengikut setia Raja Jayanagara untuk menggempur Kuti dan pasukannya. Kuti dan anak buahnya dapat ditumpas. Jayanagara kembali memerintah Majapahit. Gajah Mada yang berjasa besar itu diangkat menjadi Patih Kahuripan, kemudian menjadi Patih Kadiri.
Jayanagara memerintah Majapahit selama Sembilan belas tahun. Ia wafat pada tahun 1328. Raja Jayanagara tidak mempunyai keturunan. Sebagai pengganti yang sah ialah Gayatri atau Rajapatni (istri Kertarajasa). Tetapi Gayatri terlanjur hidup sebagai bhiksuni. Maka, Bhre Kahuripan, putri Gayatri, mewakili ibunya memerintah Majapahit. Ia bergelar Tribhuwanottunggadewi Jayawisnuwardhani. Baru beberapa tahun Bhre Kahuripan naik tahta terjadi pemberontakan di daerah Sadeng dan Keta (daerah besuki sekarang). Namun dalam waktu singkat pemberontakan itu dapat ditumpas oleh pasukan Majapahit yang dipimpin oleh Gajah Mada. Berkat jasanya Gajah Mada diangkat menjadi mahapatih. Majapahit menggantikan Pu Naga.
Gajah Mada bercita-cita mempersatukan Nusantara di bawah panji majapahit. Ia ingin panji Gula Kelapa atau panji merah putih berkibar di seluruh Nusantara. Tekad itu diucapkan pada tahun 1334, saat pelantikannya dari Mahapatih menjadi Majapatih. Gajah Mada mengucapkan sumpah, bahwa ia tidak akan merasakan palapa, sebelum seluruh daerah Nusantara berada di bawah kekuasaan majapahit. Palapa maksudnya adalah untuk kenikmatan duniawi.
Langkah pertama Majapatih, Gajah Mada ialah memimpin langsung pasukannya untuk menaklukan Bali. Dalam serangan itu, ia dibantu oleh pasaukan Adityawarman, seorang pengeran Kerajaan Malayu yang berdarah Majapahit. Untuk mengikat Kerajaan Malayu, seusai menaklukan Bali, Adityawarman ditempatkan di Malayu. Dengan memindahkan ibu kota kerajaan ke Pagarruyung. Kerajaan Malayu yang kemudian dikenal dengan nama Kerajaan Malayu Pagarruyung, menjadi kerajaan yang besar. Selanjutnya Gajah mada meneruskan usaha penyatuan Nusantara yang telah dirintis oleh Kertanagara. Setapak demi setapak Nusantara dapat dipersatukan.
Pada tahun 1350, Tribuwanottunggadewi, Jayawisnuwardhani mengundurrkan diri. Ia menyerahkan kekuasaannya kepada putranya yang masih muda yang bernama Hayam Wuruk. Hayam Wuruk bergelar Rajasanagara. Hayam Wuruk memerintah Majapahit selama empat puluh tahun. Di bawah pemetintahan Hayam Wuruk, Majapahit mengalami zaman keemasan, dan seluruh Nusantara berada di bawah panji majapahit.
Walau seluruh Nusantara dapat bersatu dalam naungan Majapahit, usaha mempersatukan Nusantara itu tidak berjalan mulus. Kerajaan Sunda di Jawa Barat tidak mau tunduk kepada Majapahit. Pada waktu itu, Sunda diperintah oleh Sri Baduga Maharaja, putra dari Rahyang Dewaniskala, cucu dari Rahyang Niskalawastukancana.
Dua kali serangan gajah Mada terhadap Sunda gagal. Gajah Mada menyusun siasat. Putri Sri Baduga Maharaja dipinang untuk istri Hayam Wuruk. Ketika Sri Baduga Maharaja mengantarkan putrinya yang bernama Dyah Pitaloka ke Majapahit, timbul persengketaan. Sri Baduga Maharaja menghendaki Hayam Wuruk untuk menjeput calon istrinya di lapangan Bubat. Sebaliknya, Gajah Mada menghendaki Sri Baduga Maharaja mengantarkan putrinya masuk ke istana Majapahit, sebagai persembahan. Keduanya bersikeras pada pendirian masing-masing. Perbedaan pendirian itu tidak dapat diselesaikan dan memuncak menjadi peperangan di lapangan Bubat. Sri Baduga Maharaja dan semua pengiringnya gugur.
Majapahit betul-betul telah mempersatukan Nusantara. Seluruh Jawa, bali, Nusa Tenggara, Maluku, Irian, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, dan Semenanjung Malayu masuk dalam wilayah Majapahit. Untuk melaksanakan dan memelihara kesatuan dan keamanan wilayahnya, armada Majapahit di bawah pimpinan Laksamana Nala sangat berperan. Bajak laut Sulu dari Kepulauan Filipina dan bajak laut Cina di Laut Cina Selatan dapat diatasi berkat kuatnya armada Majapahit. Keamanan diseluruh wilayah Majapahit terjamin. Dengan Negara tetangga, yaitu Campa, Kamboja, Annam, Muangthai, India dan lain-lain diadakan hubungan erat, baik dibidang sosial maupun ekonomi. Hubungan baik itu disebut mitreka satata, artinya sahabat sehaluan.
|
Sumber Gambar : andang-infotainment.blogspot.com |
Kejayaan Majapahit tidak hanya dalam bidang politik dengan paham persatuan dan kesatuannya. Di bidang sosial budaya, Majapahit juga sangat maju. Kemajuan dalam bidang seni bangunan dibuktikan dengan pembangunan banyak candi di berbagai tempat. Bangunan candi yang telah ada pun diperbaiki dan diperindah. Bangunan suci di Palah yang kini kita kenal sebagai candi Panataran telah diperbaiki dan diperluas. Beberapa bangunan ditambahkan pada bangunan percandian yang indah itu. Candi Jabung di dekat Kraksaan disempurnakan pula. Pada masa pemerintahan Rajsanagara, telah diselesaikan beberapa bangunan candi, yakni candi Surawana dan candi Tigawangi yang terletak di dekat Kediri sekarang, dan candi Pari yang terletak di dekat Porong, Surabaya sekarang. Candi Pari punya keistimewaan, yang bercorak bangunan suci Campa, daerah Indo Cina sekarang.
Di bidang kesusastraan, pada masa pemerintahan Rajsanagara ditulis banyak karya sastra indah. Kitab-kitab sastra ditulis dalam daun lontar, atau rontal, yakni daun pohon tal. Daun itu dikeringkan kemudian ditoreh dengan pisau kecil. Prapanca menghimpun riwayat kerajaan Singhasari dan Majapahit dalam kitab Nagarakertagama. Mpu Tantular mengubah Arjunawijaya dan Sutasoma. Dalam kitab Sutasoma terdapat kalimat yang kini tercantum pada lambang Negara Republik Indonesia, yakni Bhinneka Tunggal Ika.
Mahapatih Gajah Mada wafat pada tahun 1364 Masehi. Sebagai penggantinya, Rajasanagara menunjuk empat orang menteri. Sepeninggal Mahapatih Gajah Mada roda pemerintahan Majapahit tetap berjalan lancar. Kemunduran Majapahit baru Nampak sesudah Rajasanagara wafat tahun 1389.
Pengganti Rajasanagara adalah menantunya. Wikramawardhana suami Kusumawardhani. Pada masa itulah terjadi perang besar perebutan kekuasaan yang disebut perang Paregreg Bhre Wirabhumi, putra Rajasanagara dengan istri lain, merasa lebih berhak atas tahta kerajaan Majapahit dari pada Wikramawardhanan. Ia mencoba merebut tahta kerajaan dari Wikramawardhana. Walaupun Bhre Wirabhumi dapat ditumpas, perang besar itu melemahkan Majapahit. Bagian terbesar kekuatan tenaga dan pikiran tersita untuk mengatasi perang Paregreg. Perhatian kepada daerah di luar Pulau Jawa pun mengendur. Maka satu demi satu daerah di luar pulau Jawa melepaskan diri dari ikatan Majapahit.
Ketika Wikramawardhana turun tahta pada tahun 1429, Masehi Majapahit yang besar dan bersatu sudah tidak ada lagi. Majapahit tinggal sebuah kerajaan kecil yang kurang berarti. Pengganti Wikramawardhana adalah putrinya, yang bernama Suhita. Pemerintahan Suhita berlangsung dari tahun 1429-1447. Suhita digantikan oleh adik lain ibu yang bernama Kertawijaya. Raja ini memerintah hingga tahun 1451 Masehi.
Sesudah pemerintahan Kertawijaya, sejarah Majapahit menjadi gelap. Mungkin pusat pemerintahan Majapahit telah pindah ke Kahuripan, kemudian ke Daha. Berita Majapahit terakhir diketahui dari berita orang-orang bangsa Portugis yang menyatakan bahwa pada tahun 1522 Masehi, Majapahit masih berdiri. Sementara itu di Jawa Tengah berdiri kekuasaan baru, yakni Kerajaan Demak.
Sumber : Sejarah Nasional Indonesia
loading...