Fakta Inspiratif ~ Ajaran agama Hindu dapat dipelajari dari Kitab Weda. Weda berasal dari kata Wed yang berarti tahu. Weda berarti pengetahuan. Weda terdiri atas empat himpunan atau empat samhita utama, yaitu Rigweda, Samaweda,Yajurweda dan Atharwaweda. Selain itu terdapat dua samhita yang lain, yakni Brahmana dan Upanisad.
Agama Hindu mengenal banyak dewa. Dewa digambarkan memiliki tenaga kesaktian jauh melebihi manusia biasa. Nama dewa disebut sesuai dengan tenaga dan kesaktian yang dimilikinya, misalnya dewa Agni (kata agni berarti api) adalah dewa api. Dewa Wayu atau Bayu (kata bayu berarti angin) adalah dewa angin. Dewa Surya (kata surya berarti matahari) adalah dewa matahari.
Selain dewa-dewa tersebut, agama Hindu mengenal tiga dewa yang tertinggi yaitu: dewa Brahma sebagai dewa pencipta, Dewa Wisnu sebagai dewa pemelihara, dan dewa Siwa sebagai dewa pembinasa. Kesatuan ketiga dewa tersebut disebut Trimurti. Diantara ketiga dewa tertinggi tersebut, dewa yang paling banyak dipuja oleh manusia adalah Dewa Wisnu dan dewa Siwa. Para pemuja dewa Wisnu disebut golongan Waisnawa dan para pemuja Dewa Siwa disebut golongan Siwa.
Selain mengenal banyak dewa, agama Hindu membedakan tingkat manusia dalam masyarakat yang disebut kasta. Dalam masyarakat terdapat empat kasta yang disebut catur warna.
Urutan dari keempat kasta itu mulai dari atas:
- Brahmana, kasta para pendeta agama Hindu
- Ksatria, kasta raja dan bangsawan
- Waisya, kasta para pedagang dan pegawai
- Sudra, kasta petani , buruh, dan budak.
Antara empat kasta tersebut, kasta brahmana memegang peranan penting. Hanya kasta brahmanalah yang mampu berhubungan dan meminta tolong kepada dewa. Oleh karena dewa menentukan kehidupan manusia, maka kedudukan kasta brahmana sangat penting . Untuk menghubungi dewa dibutuhkan sesajian yang tepat. Sesaji yang tidak tepat, mendatangkan musibah. Upacara sesaji sangat pelik dan rumit. Untuk menghindari kesalahan dalm menjalankan upacara dibuat kitab menuntun yang disebut Kalpa sutra.
Munculnya Agama Budha
Agama Budha diajarkan oleh raja putra keluarga Sakya, yang bernama Sidharta. Ayahnya bernama Sudhodana, ibunya bernama Maya. Sidharta lahir ditaman Lumbini dekat kota Kapilawastu pada tahun 563 sebelum masehi. Pada saat kelahirannya ia diramalkan menjadi penguasa dunia, sebagai raja yang besar, atau sebagai Buddha.
Ayahnya menginginkan Sidharta menjadi raja besar, maka ia melimpahi Sidharta dengan segala kenikmatan dan kemewahaan duniawi. Namun, lambat laun Sidharta bosan. Ia mulai merenungkan keadaan dunia di luar istana. Sidharta melihat empat peristiwa yang akhirnya mengubah jalan hidupnya. Ia melihat orang tua renta, orang sakit, orang mati, dan iringan mayat. Menjadi tua jatuh sakit, dan mati merupakan peristiwa yang tidak dapat dihindari oleh siapa pun. Sidharta menganggap tiga macam peristiwa itu sebagai penderitaan manusia. Ia pun bertekad untuk mencari pelepasan penderitaan itu. Ia meninggalkan istana dan mengembara sebagai pendeta. Ia digelari Sakyamuni yang artinya pendeta dari keluarga Sakya.
Ketika Sakyamuni tiba di desa Gaya, ia berhenti kemudian bersemedi di bawah sebuah pohon yang kemudian dikenal dengan nama pohon bodhi. Setelah mengalami godaan sangat berat, pada saat bulan purnama, bulan Waisakha. Sakyamuni mencapai bodhi, yaitu kebangunan dan kesadaran sempurna. Ketika pengetahuan yang dicapai semakin sempurna ia menjadi Buddha. Kehidupan Sang Buddha saat itu adalah kehidupannya terakhir didunia, setelah ia beberapa kali menjelma dan hidup di dunia. Bentuk penjelmaan manusia di dunia bermacam-macam, tergantung amal bakti seseorang di dunia pada kehidupan masa lalu. Amal bakti itu disebut karma. Penjelmaan beberapa kali itu disebut reinkarnasi. Penjelmaan di dunia berakhir ketika manusia mencapai kesempurnaan. Ia akan tinggal selamanya di dalam nirwana.
Setelah mencapai Budha, Sang Buddha memutuskan menyebarkan ajarannya. Setelah selama empat puluh lima tahun menyebarkan ajarannya, pada tahun 483 sebelum Masehi ia wafat di desa Kusinagara.
Kitab suci agama Budha adalah Tripittaka yang berarti “Tiga Keranjang.”.Tripittaka terdiri atas tiga kitab himpunan ajaran Buddha yakni :
- Winayapittaka, yang berisi peraturan dan hukum agama Buddha.
- Sutrantapittaka, yang berisi wejangan-wejangan Sang Buddha.
- Abhidharmapittaka, yang berisi penjelasan dan kupasan keagamaan.
Riwayat sang Buddha sendiri dapat dipelajari dalam kitab Buddha carita dan Lalitawistara.
Sumber : Sejarah Nasional Indonesia
loading...