Fakta Inspiratif ~ Pada zaman prasejarah nenek moyang kita hidup berkelompok dalam ikatan organisasi desa yang dipimpin oleh seorang kepala suku. Pada mulanya kepala suku dipilih oleh warga desa. Tetapi kemudian jabatan kepala suku diwariskan turun temurun. Kepala suku mempunyai kesaktian dan keistimewaan jauh melebihi warga desanya. Ia harus menguasi pengetahuan adat- istiadat, tata cara pemujaan roh nenek moyang, dan mampu melindungi rakyatnya. Segala perintahnya harus dipatuhi oleh warga desanya.
Hubungan dengan orang-orang India yang berkebudayaan Hindu membawa perubahan besar atas kehidupan nenek moyang kita. Banyak unsur kebudayaan Hindu yang diserap oleh nenek moyang kita. Sistem kerajaan dengan raja sebagai kepala pemerintahan, ditiru oleh bangsa kita. Kepala suku menjadi raja, dan desa merupakan wilayah kekuasaan, kepala suku pun diubah menjadi wilayah kerajaan.
Selain sistem kerajaan, unsur kebudayaan Hindu terpenting yang diserap oleh bangsa Indonesia adalah tulisan dan bahasa. Setelah mengenal tulisan, banyak perintah raja, piagam-piagam penghargaan dinyatakan secara tertulis. Perintah raja dan piagam perhargaan tersebut menjadi peninggalan berita tertulis pada kita. Berita tertulis itu dipahatkan pada batu atau lempengan logam, yang disebut prasasti atau piagam. Dari prasasti atau piagam yang ditemukan, kita mengetahui beberapa hal mengenai kehidupan kerajaan tertua di Indonesia. Kerajaan tertua di Indonesia antara lain.
Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai terletak di daerah Muarakaman, di daerah aliran Sungai Mahakam, Kalimantan Timur sekarang. Di daerah ini ditemukan tujuh buah prasasti yang berbentuk Yupa, yaitu tugu peringatan upacara kurban. Menurut bentuk hurufnya yupa-yupa ini diperkirakan dibuat pada sekitar tahun 400 Masehi. Prasasti itu berhuruf Pallawa, berbahasa Sanskerta, dan kalimatnya disusun dalam bentuk syair.
Dari salah sebuah yupa, dapat diketahui bahwa yang memerintah Kerajaan Kutai pada saat itu adalah Mulawarman, putra dari Aswawarman, cucu dari Kundungga. Dari nama-nama tersebut dapat disimpulkan bahwa Kundungga adalah nama asli Indonesia. Mungkin Kundungga seorang kepala suku. Baru setelah Kutai diperintah oleh Aswawarman, daerah ini menjadi sebuah kerajaan yang beragama Hindu.
Aswawarman sebagai Wamsakarta, artinya pembentuk keluarga (dinasti) dalam kebudayaan Hindu. Berita itu memperkuat dengan dugaan bahwa sejak pemerintahan Aswawarmanlah kebudayaan India masuk ke Kalimanatan Timur.
Yupa-yupa itu didirikan atas perintah Mulawarman, sebagai peringatan persembahan kurban besar-besaran dan pemberian hadiah untuk kemakmuran Negara dan rakyat.
Kerajaan Tarumanegara
Berdasarkan prasasti yang ditemukan, pada sekitar tahun 400 hingga 500 Masehi di Jawa barat terdapat Kerajaaan Tarumanegara yang diperintah olek Purnawarman. Terumanegara adalah kerajaan Hindu.
Tujuh buah prasati ditemukan di Jawa barat bagian barat, yaitu di Ciarurteun. Kebun kopi, pasir, Awi, Muara Cianten (semuanya di daerah Bogor). Tugu (Cilincing, Jakarta), dan Desa lebak (Munjul, Banten Selatan ) Tujuh buah Prasasti itu berbentuk syair yang berhuruf Pallawa, berbahasa Sanskerta.
Prasasti Jambu, menyebut nama Raja Purnawarman. Dalam prasasti ini disebutkan Raja Purnawarman adalah raja yang mengagumkan. Raja Purnawarman menghormat kepada sesama manusia, tetapi akan menghancurkan semua musuhnya.
Dalam Prasasti Ciaruteun terdapat pahatan sepasang kaki yang dikatakan telapak kaki Raja Taruma, dan seperti tapak kaki Dewa Wisnu.
Prasasti yang terpenting adalah Prasasti Tugu, dalam prasasti itu dikatakan, pada tahun pemerintahannya yang kedua puluh diberi nama Gomanti sepanjang 6122 busur (kurang lebih 12 kilometer) dalam waktu dua puluh dua hari. Sebelum Sungai Gomanti di buat telah ada sungai yang bernama Candrabhaga, yang sekarang disebut sungai Bekasi. Setelah penggalian selesai, diadakan pemberian hadiah seribu ekor lembu kepada para Brahmana. Sungai Gomanti itu mungkin semacam terusan yang dibuat untuk memperlancar aliran sungai Candrabhaga, terutama agar pada musim hujan di daerah Kerajaan Tarumanegara tidak terjadi banjir. Usaha ini membuktikan Purnawarman raja yang adil, bijaksana, serta menciptakan kepentingan rakyatnya. Raja Purnawarman berhasil menciptakan suasana damai, tentram dan sejahtera di Tarumanegara.
Sumber : Sejarah Nasional Indonesia
loading...