Mengenal Kebudayaan Bacson-Hoabinh ~ Di Daerah lembah Sungai Mekong terdapat dua pusat Kebudayaan batu, yaitu di pegunungan Bacson dan di daerah Hoabinh yang terletak tidak jauh dari Teluk Tonkin (Vietnam). Peradaban mereka adalah peradaban Mesolithikum dengan hasil kebudayaan berupa kapak Sumatra dengan manusia pendukung dari ras Papua Melanesoid. selanjutnya, baik kebudayaan maupun manusia pendukunya kemudian berkembang di Kepulauan Nusantara. Ketika zaman es berakhir, Paparan Sunda terbagi-bagi menjadi beberapa daratan pulau.
Manusia jenis Homo Soloensis pada zaman es mulai hilang dan manusia jenis baru muncul, yaitu jenis Homo Sapiens (manusia cerdas). Selanjutnya, manusia jenis Homo Sapiens datang ke pulau-pulau di Kepulauan Nusantara dengan menggunakan perahu bercadik. Kelompok bangsa Homo Sapiens tersebut terbagi dalam beberapa ras, seperti ras Papua Melanesoid, ras Austroloid, ras Mongoloid, ras Europoid, dan ras Negroid. Namun, dari beberapa ras tersebut hanya ras Papua Melanesoid yang mampu menyebar hingga daerah-daerah di sebelah selatan, seperti Kepualaun Hindia dan di Pulau-pulau di kawasan Lautan Pasifik.
Ras Papua Melanesoid sampai di Indonesia pada zaman Holosen (Aluvium). Pada zaman Holosen keadaan bumi sudah mendingin sehingga Indonesia sudah merupakan kepulauan. Pada awalnya, mereka berpindah ke wilayah timur Indonesia. Ras Papua Melanesoid ketika masuk ke Indonesia sudah mencapai tingkat kebudayaan Mesolithikum. Dengan demikian, kebudayaan Mesolithikum di Indonesia didukung oleh ras Papua Melanesoid. Hasil kebudayaan Mesolithikum dibuat dari batu yang telah diasah dengan halus. Ras Papua Melanesoid sudah hidup setengah menetap (seminomaden) dengan cara berburu, menangkap ikan, dan bercocok tanah. Mereka tinggal di gua-gua ataupun dalam rumah panggung yang dibangun di atas tanah untuk menghindari serangan binatang buas. Berdasarkan tempat tinggal mereka itulah maka hasil kebudayaan zaman Mesolithikum ditemukan di dalam gua-gua (abris sous roches) dan pada sisa sampah dapur (kjokkenmoddinger) yang terbentuk di bawah rumah panggung.
Sampah dapur atau kjokkenmoddinger umumnya dibuang di bawah rumah panggung sehingga menumpuk dan menggunung. Sampah dapur tersebut kebanyakan berasal dari kulit kerang. Dalam sampah dapur (kjokkenmoddinger) tersebut banyak ditemukan peralatan sehari-hari yang dibuang atau terjatuh. Jenis peralatan kehidupan yang terdapat dalam dapur sampah, antara lain sebagai berikut.
- Pebbles, adalah jenis kapak genggam Mesolithikum yang sering juga disebut kapak Sumatra karena banyak ditemukan di Sumatra.
- Kapak pendek (hache coure) yang mempunyai bentuk bulat dan panjang.
- Batu gilingan (pipisan) kecil yang berfungsi melembutkan benda (menggiling). Misalnya, untuk pewarnaan untuk berhias pada saat upacara keagamaan. Batu gilingan yang besar berfungsi untuk menghaluskan makanan.
- Kapak proto-Neolithikum yang sudah agak halus buatannya.
- Pecahan tembikar dan barang-barang dari logam hasil budaya akhir zaman praaksara.
Manusia pada zaman Mesolithikum juga sudah mengenal kesenian. Wujud seni yang ditemukan, pada umumnya berupa lukisan seperti berikut.
- Lukisan pada kapak berupa garis sejajar dan lukisan mata yang ditemukan dari kjokkenmodinger.
- Lukisan mirip babi hutan yang banyak ditemukan di gua-gua di wilayah Leang-Leang. Sulawesi Selatan. Usia lukisan itu diperkirakan 4.000 tahun. Lukisan tersebut selain memuat gambar binatang juga memuat gambar tombak. Menurut penafsiran, lukisan tersebut termasuk jenis lukisan magis. Tujuan pembuatannya adalah agar dalam berburu banyak binatang yang tertangkap.
Oleh Madeleine Colani, ahli prasejarah Prancis, Kebudayaan tersebut dinamakan kebudayaan Bacson Hoabinh menurut daerah asal mula kebudayaan kapak Sumatra tersebut. Penyelidikan arkeologi memang membuktikan bahwa daerah Tonkin merupakan asal kebudayaan Mesolithikum Asia Tenggara yang tersebar ke berbagai wilayah seperti Indonesia. Kebudayaan Kapak Persegi tersebut kemudian menyebar ke Thailand, Semenanjung Malaka, dan ke wilayah barat dan timur Indonesia (Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku).
Adapun yang menjadi pendukung kebudayaan Kapak Persegi adalah jenis bangsa Melayu Austronesia. Adapun kebudayaan Kapak Lonjong menyebar ke Indonesia melalui Taiwan, Filipina, dan masuk ke Indonesia melalui jalur timur, seperti Minahasa, Maluku, dan Papua. Bangsa yang menjadi pendukung kebudayaan Kapak Lonjong adalah bangsa Proto Melayu sekitar tahun 2000 SM.
Oleh Herimanto
loading...