Fakta Inspiratif ~ Perkembangan kebudayaan pada zaman Batu Muda (Neolithikum) sudah sangat maju jika dibandingkan dengan masa sebelumnya. Hal ini disebabkan adanya migrasi secara bergelombang bangsa Proto Melayu dari wilayah Yunan di Cina Selatan ke wilayah Asia Tenggara, termasuk ke Indonesia. Para pendatang tersebut membawa kebudayaan kapak persegi dan kapak lonjong serta menyebarkannya ke daerah-daerah yang dituju.
Kedua kebudayaan itu akhirnya menjadi ciri khas kebudayaan Neolithikum. Selain itu, pada masa ini juga muncul keterampilan mengasah benda-benda hingga halus sehingga benda-benda yang dihasilkan, seperti kapak persegi maupun kapak lonjong sudah dibuat dengan teknik asahan yang sangat halus. Pada masa Neolithikum, kepandaian membuat benda-benda gerabah sudah semakin maju dan dibuat dengan teknik yang halus.
Peninggalan budaya zaman Neolithikum ini terdapat hampir merata di seluruh Kepulauan Nusantara. Menurut R. Soekmono, kebudayaan Neolithikum menjadi dasar kebudayaan Indonesia sekarang. Kebudayaan Neolithikum terbagi menjadi dua, yaitu Kebudayaan Kapak Persegi dan Kebudayaan Kapak Lonjong.
Kebudayaan Kapak Persegi
Kapak persegi berbentuk persegi panjang atau trapesium, kapak persegi ditemukan di Sumatra, Jawa, dan Bali, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Kalimantan. Berdasarkan penelitian arkeologis, penyebaran kapak persegi diperkirakan dari Asia Daratan ke Kepulauan Nusantara melalui jalan barat, yaitu Yunan (Cina Selatan) terus ke Semenanjung Malaka, dan masuk ke Indonesia melalu Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku.
Di beberapa tempat di Jawa dan Sumatra juga ditemukan pusat-pusat kerajinan kapak persegi. Misalnya, di Lahat (Palembang), Bogor, Sukabumi, Purwakarta, Karawang, dan Tasikmalaya (Jawa Barat), dan di Pacitan serta Lereng Selatan Gunung Ijen di Banyuwangi (Jawa Timur). Kapak-kapak persegi itu terbuat dari batu-batu chalchedon yang sangat halus. Para arkeolog memperkirakan bahwa benda-benda tersebut kemungkinan dibuat sebagai lambang kebesaran, jimat, alat upacara, atau alat tukar.
Kebudayaan Kapak Lonjong
Kapak Lonjong adalah kapak yang penampangnya berbentuk lonjong. Ujungnya yang agak lancip biasanya dipasangi tangkai, sedangkan ujung lainnya yang berbentuk bulat diasah hingga tajam. Kapak lonjong yang berukuran besar dinamakan Walzenbeil, sedangkan yang berukuran kecil disebut Kleinbeil.
Daerah penyebaran kapak lonjong sebagian besar ditemukan di Papua. Karena banyak ditemukan di Papua, kebudayaan kapak lonjong ini dinamakan Neolithikum Papua. Di daerah lainnya, kapak lonjong juga ditemukan di Sulawesi, Sangihe Talaud, Flores, Maluku, Kepulauan Tanimbar, dan Leti.
Oleh Herimanto
loading...