Fakta Inspiratif ~ PNI didirikan di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 oleh kaum terpelajar yang dipimpin oleh Ir. Soekarno. Kaum muda terpelajar itu tergabung dalam Algemene Studie Club (Bandung). Kebanyakan dari mereka adalah bekas anggota Perhimpunan Indonesia yang telah kembali ke tanah air. Ketua terpilihnya adalah Ir. Soekarno. Sikap radikal PNI sudah mulai tampak sejak pertama didirikan, melalui strategi perjuangannya yang berhaluan nonkooperasi. PNI tidak mau ikut dalam dewan-dewan yang diadakan oleh pemerintah kolonial Belanda.
Tujuan Berdirinya PNI
Tujuan PNI adalah mencapai kemerdekaaan Indonesia. Tujuan itu akan dicapai dengan asas percaya pada diri sendiri. Asas ini mengandung arti memperbaiki keadaan politik, ekonomi dan sosial budaya yang sudah dirusak oleh penjajahan dengan kekuatan sendiri. Semua itu akan dicapai melalui berbagai usaha antara lain :
- Usaha politik, yaitu dengan cara memperkuat rasa kebangsaan, persatuan dan kesatuan. Hal itu dilakukan dalam bentuk memajukan pengetahuan sejarah kebangsaan, mempererat kerja sama dengan bangsa-bangsa Asia, dan menumpas segala halangan kemerdekaan dalam kehidupan politik. Dalam bidang politik, PNI berhasil menghimpun organisasi-organisasi pergerakan lainnya ke dalam satu wadah yang disebut Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia.
- Usaha ekonomi, yakni memajukan perdagangan rakyat, kerajinan atau Industri kecil, bank-bank, sekolah-sekolah, dan terutama koperasi.
- Usaha sosial, yakni memajukan pengajaran yang bersifat nasional, mengurangi pengangguran, mengangkat derajat kaum wanita, meningkatkan transmigrasi, dan memperbaiki kesehatan rakyat.
Melihat gerakan dan pengaruh PNI yang semakin meluas, pemerintah Hindia Belanda menjadi cemas. Untuk itu, Belanda melontarkan bermacam-macam isu untuk menjelek-jelekkan PNI. Belanda juga mengancam PNI agar menghentikan kegiatannya. Namun, Belanda belum puas dengan tindakannya itu. Belanda menuduh PNI berencana melakukan pemberontakan. Dengan alasan ini, Belanda melakukan penggeledahan.
Belanda juga mulai menangkapi tokoh-tokoh PNI di seluruh wilayah Indonesia (24 Desember 1929). Akhirnya, empat tokoh PNI, yaitu Ir. Soekarno, R. Gatot Mangkupraja, Markun Sumadireja, dan Supriadinata ditangkap dan diadili di pengadilan negeri Bandung. Mereka dijatuhi hukuman penjara pada tanggal 20 Desember 1930. Peristiwa ini merupakan pukulan besar bagi PNI. Atas inisiatif Mr. Sartono pada kongres luar biasa ke-2 (25 April 1931), PNI pun dibubarkan.
Setelah PNI bubar, berdirilah Partai Indonesia yang disingkat Partindo. Tindakan ini membawa perpecahan yang mendalam. Ketergantungan pada seorang pemimpin (Soekarno) dikritik keras oleh mereka yang menghendaki perubahan. Sebagian pengkritik yang menyebut dirinya “Gerakan Merdeka” kemudian membentuk partai baru. Partai itu adalah Pendidikan Nasional Indonesia atau PNI Baru. Dari sini muncul tokoh baru, yaitu Sutan Syahrir (masih berusia 20 tahun) yang waktu itu masih menjadi mahasiswa di Amsterdam (Belanda). Ia pulang ke Indonesia atas permintaan Moh. Hatta untuk menjadi ketua partai.
Bersumber dari Erlangga
loading...