Fakta Inspiratif ~ Kerajaan Mataram merupakan kerajaan yang sangat besar di Jawa. Kekuasaannya luas dan pemimpinnya sangat dikenal oleh raja-raja di daerah lainnya. Setelah naik tahta kerajaan pada tahun 1586, Sutwawijaya bergelar Panembahan Senapati Ing Alaga Sayidin Panatagama Khalifatullah.
Panembahan Senopati wafat pada tahun 1601 M dan digantikan oleh putranya yang bernama Mas Jolang (1601-1613 M). ia bergelar Sultan Anyakrawati. Pada masa pemerintahannya timbul pemberontakan dari Pangeran Puger di Demak pada tahun 1602-1605 M dan Pangeran Jayaraga di Ponorogo pada tahun 1608 M. Kedua pemberontakan itu dapat dipadamkan.
Namun, pemberontakan di Surabaya pada tahun 1612 belum dapat dipadamkan sampai ia meninggal pada tahun 1613. Sultan Anyakrawati wafat dalam pertempuran di daerah Krapyak sehingga lebih dikenal dengan sebutan Panembahan Seda Krapyak.
Setelah Mas Jolang meninggal, tahta kerajaan dilanjutkan oleh anaknya yang bernama Raden Mas Rangsang yang terkenal dengan gelar Sultan Agung Hanyakrakusuma (1613-1645 M). gelarnya adalah Sultan Agung Senapati Ing Alaga Abdurrachman. Dialah raja Mataram terbesar dalam sejarah. Seluruh Jawa Tengah dan Jawa Timur termasuk Madura mengakui kedaulatan Mataram. Surabaya yang sukar dikalahkan, pada masa Sultan Agung berhasil ditaklukkan tahun 1625. Di Jawa Barat, kekuasaan Mataram tertanam di Cirebon, Sumedang, dan Bandung. Namun, Banten sebagai daerah strategis tidak berhasil dikuasai.
Sistem Pemerintahan Kerajaan Mataram Di Bawah kekuasaan Sultan Agung Hanyakrakusuma
- Kutanegara, daerah pusat keratin. Pelaksanaan pemerintahan dipegang oleh Patih Lebet (patih Dalam) yang dibantu Wedana Lebet (Wedana Dalam).
- Negara Agung, daerah sekitar Kutanegara. Pelaksanaan pemerintahan dipegang Patih Jawi (Patih Luar) yang dibantu Wedana Jawi (Wedana Luar).
- Mancanegara, daerah di luar Negara Agung. Pelaksanaan pemerintahan dipegang oleh para Bupati.
- Pesisir, daerah pesisir. Pelaksanaan pemerintahan dipegang oleh para Bupati atau Syahbandar.
Ada beberapa hal yang perlu dicatat sebagai kejayaan
Mataram di bawah kepemimpinan Sultan Agung, antara lain dalam bidang perekonomian, kehidupan masyarakatnya yang agraris berkembang dengan pesat yang didukung oleh hasil bumi yang berupa beras (padi). Di bidang kebudayaan, Sultan Agung berhasil membuat kalender Jawa yang merupakan perpaduan tahun Saka dengan tahun Hijriah. Dalam bidang seni sastra, Sultan Agung mengarang kitab sastra gending yang berupa kitab filsafat. Sultan Agung juga menciptakan tradisi Syahadatain (dua kalimah sahadat) atau Sekaten, yang sampai sekarang tetap diadakan di Yogyakarta, Surakarta, dan Cirebon setiap tahun.
Bersamaan dengan upaya perluasan kekuasaan yang dilakukan
Mataram telah muncul kekuatan baru di Jayakarta (Batavia) yang merupakan jalur
Mataram ke Banten. Kekuatan baru itu adalah VOC, suatu kongsi dagang milik kerajaan Belanda. Sultan Agung juga dikenal sangat anti-Belanda. Ia tidak menyukai keberadaan Belanda di tanah Jawa. Ia pernah menyerang Belanda di Batavia pada 1628 M dan 1629 M. namun, kedua serangan tersebut mengalami kegagaln karena tidak didukung persenjataan yang memadai.
Sultan Agung wafat pada tahun 1645 dan digantikan oleh Amangkurat I (1645-1677 M). Amangkurat I menjalin hubungan dengan Belanda. Amangkurat I kemudian digantikan oleh Amangkurat II (1677-1703 M). Pada masa pemerintahannya, wilayah
kerajaan Mataram makin menyempit karena diambil oleh Belanda. Setelah Amangkurat II, raja-raja yang memerintah
Mataram sudah tidak lagi berkuasa penuh karena pengaruh Belanda yang sangat kuat . bahkan pada tahun 1755,
Mataram terpecah menjadi dua akibat Perpanjian Giyanti, yaitu Yogyakarta Hadiningrat (Kesultanan Yogyakarta) yang berpusat di Yogyakarta dengan raja Mangkubumi yang bergelar Hamengkubuwana I dan Kasunanan Surakarta yang berpusat di Surakarta dengan raja Susuhunan Pakubuwana III. Tidak hanya itu, Belanda masih belum puas juga. Dengan tekanannya Kesultanan Yogyakarta dipecah lagi menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Pakualaman Yogyakarta. Sedangkan Kasunanan Surakarta dipecah lagi menjadi Kasunanan Surakarta dan Mangkunegaraan Surakarta. Dengan demikian, berakhirlah
kerajaan Mataram.
Baca juga Fakta Sejarah Kerajaan DemakSumber : Merpati – Semester 2
loading...