Fakta Inspiratif ~ Pada akhir tahun 1911, Haji Samanhudi di Solo (Surakarta) mendirikan Sarekat Dagang Islam (SDI). Organisasi ini bertujuan memajukan perdagangan Indonesia dibawah panji-panji Islam. Jiwa SDI adalah Islam, Ekonomi, nasional dan demokrasi. Organisasi ini langsung ditujukan untuk rakyat biasa, pegawai negeri dan para pejabat pemerintahan tidak diterima menjadi anggota. Karena sifatnya yang merakyat, SDI kemudian berkembang pesat. Pada tahun 1912, H.O.S. Cokroaminoto mengusulkan perubahan nama Sarekat Dagang Islam (SDI) menjadi Sarekat Islam (SI).
Tujuan Sarekat Islam (SI)
- Memajukan semangat dagang bangsa Indonesia.
- Memajukan kecerdasan dan kehidupan rakyat menurut perintah agama Islam.
- Menghilangkan paham-paham yang keliru tentang agama Islam.
- Mempertebal rasa persaudaraan dan saling menolong di antara sesame anggota.
Pada tanggal 26 Januari 1913 diadakan Kongres Sarekat Islam yang pertama di Surabaya. Kongres dipimpin oleh H.O.S. Cokroaminoto. Kongres ini menghasilkan sejumlah keputusan, diantaranya, SI bukan partai politik dan tidak beraksi untuk melawan pemerintah Hindia Belanda. Pada tahun 1915 di Surabaya didirikan Central Sarekat Islam (CSI). Organisasi ini bertujuan memajukan dan membantu SI daerah, mengadakan dan memelihara perhubungan, serta pekejaan secara bersama. Pada tanggal 17-24 Juni 1916, diadakan kongres SI ketiga di Bandung yang diberi nama kongres SI Nasional.
Perpecahan Sarekat Islam
Perkembangan berikutnya, Sarekat Islam pecah menjadi dua kelompok sebagai berikut :
- Sarekat Islam Putih, yaitu yang tetap berlandaskan pada asas perjuangan semula, yaitu Islam. Kelompok ini dipimpin oleh H.O.S. Cokroaminoto.
- Sarekat Islam Merah, yaitu Sarekat Islam berhaluan sosialis kiri yang ingin bergerak secara radikal dan revolusioner. Kelompok ini dipimpin oleh Semaun dan Darsono yang berasal dari kader ISDV. ISDV (Indische Sociaal Democratische Vereeniging) adalah suatu organisasi berhaluan marxisme yang didirikan oleh sekelompok orang Belanda.
Pada tahun 1923 Sarekat Islam meninggalkan sikap kooperatif terhadap Belanda dengan mengubah nama menjadi Partai Sarekat Islam (PSI). kemudian pada tahun 1929 PSI diubah lagi menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII).
Bersumber dari : Erlangga
loading...