Fakta Inspiratif ~ Kerajaan Mataram Kuno terletak di Jawa Tengah, dengan pusat lembah Kali Progo yang meliputi Magelang, Muntilan, Sleman dan Yogyakarta. Ibukotanya Medang Kamulan, dengan Raja yang pertama kali memerintah adalah Raja Sanjaya, penganut Hindu. Pusat kerajaan terletak di daerah yang disebut Medang I Bhumi Mataram (diperkirakan sekitar Prambanan, Klaten, Jawa Tengah). Daerah ini dikelilingi pegunungan dan di tengahnya mengalir sungai-sungai besar, seperti Sungai Bogowonto, Progo, Wlo, dan Bengawan Solo. Di antara gunung-gunung tersebut terdapat pula gunung berapi yang sering meletus. Ini mengakibatkan wilayah kerajaan Mataram Kuno sering mengalami bencana letusan gunung berapi. Bahkan, pusat kerajaan Mataram juga sempat berpindah ke daerah Jawa Timur.
Sumber berita adanya Kerajaan Mataram Kuno adalah Prasasti Canggal yang berangka tahun 732 Masehi, dikeluarkan oleh Raja Sanjaya. Berdasarkan prasasti Canggal dapat diketahui bahwa raja pertama dari Dinasti Sanjaya adalah Sanjaya. Menurut prasasti ini, Jawadwipa (Pulau Jawa) yang kaya akan padi dan emas mula-mula diperintah oleh Raja Sanna. Setelah Raja Sanna meninggal, negaranya menjadi kacau. Kemudian tampillah Sanjaya, anak dari saudari perempuan Raja Sanna yang bernama Sannaba. Sanjaya menaklukkan daerah sekitar Mataram Kuno, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, bahkan memerangi juga Sriwijaya dan kerajaan Melayu. Setelah Sanjaya wafat, digantikan oleh putranya yang bernama Panangkaran. Pada masa pemerintahan Raja Panangkaran, agama Buddha mulai masuk ke Jawa Tengah sehingga keturunan Syailendra sudah ada yang memeluk agama Buddha.
Beberapa keturunan Dinasti Sanjaya sudah ada yang memeluk agama Buddha. Dinasti Syailendra diperkirakan berhasil menggeser kedudukan Dinasti Sanjaya sehingga Dinasti Sanjaya mengalihkan pemerintahannya ke Jawa Tengah bagian utara. Perkiraan pergeseran pemerintahan Dinasti Sanjaya itu diperkuat dengan adanya peninggalan berupa kompleks Candi Hindu di Gedong Songo (Ungaran) dan di Dieng.
Selain prasasti Canggal, ada juga prasasti Kalasan (778 M) yang terdapat di sebelah timur Yogayakarta. Dalam prasasti itu disebutkan Raja Panangkaran dengan nama Syailendra Sri Maharaja Dyah Pancapana Rakai Panangkaran. Prasasti Canggal ditulis menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Di daerah Sojomerto, Pekalongan juga ditemukan prasasti yang membuka tabir asal usul Wangsa (Dinasti) Sanjaya. Bentuk huruf yang tertulis pada prasasti Sojomerto sangat tua, kemungkinan berasal dari abad ke-5 M. prasasti tersebut tentang nama seorang pejabat tinggi yang bernama Dapunta Syailendra. Berdasarkan keterangan prasasti Sojomerto dapat disimpulkan bahwa Dinasti Syailendra berasal dari Jawa Tengah. Prasasti ini juga menyebutkan tentang Raja Panangkaran yang mendirikan bangunan suci untuk para pendeta dan menghadiahkan desa Kalaca kepada Sanggha (penganut agama Buddha).
Susunan Raja-Raja Dari Dinasti Syailendra yang memerintah di Jawa Tengah
- Raja Bhanu (752-775 M)
- Raja Wisnu (775-782 M)
- Raja Indra (782-812 M)
- Raja Samaratungga (812-833 M)
- Raja Balaputradewa (833-856 M)
Dinasti Syailendra mengalami penyatuan dengan Dinasti Sanjaya berkat adanya perkawinan politik antara Pramudyawardhani (putrid Samaratungga) dengan Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya. Namun setelah Samaratungga wafat terjadi perebutan kekuasaan antara Pramudyawardhani-Rakai Pikatan dengan Balaputradewa. Balaputradewa akhirnya terdesak lalu pergi ke Sriwijaya dan menjadi raja di sana. Hal ini terjadi karena ibunya adalah salah seorang keturunan Raja Sriwijaya.
Perkawinan Rakai Pikatan dengan Pramudyawardhani ternyata dapat menyatukan pemerintahan. Selain itu, pemeluk agama Hindu dengan pemeluk agama Buddha dapat hidup rukun berdampingan Pramudyawardhani meneruskan pembangunan Candi Plaosan di Prambanan. Di Candi Plaosan banyak ditemukan tulisan-tulisan pendek tentang nama Sri Kahulunan dan Rakai Pikatan. Pramudyawardhani juga meresmikan pemberian tanah dan sawah untuk menjamin pemeliharaan Kamulan atau bangunan suci Bhumisambhara yang kemudian disebut dengan candi Borobudur.
Sumber : Merpati – Semester 2
loading...